Mengenal Depresi Atipikal dan Cara Mengatasinya
Depresi merupakan masalah kesehatan mental yang dapat menyerang semua kelompok umur, termasuk remaja. Salah satu jenis depresi yang cukup sering dialami oleh remaja adalah depresi atipikal. Kondisi ini, yang merupakan bagian dari gangguan depresi berat atau depresi berat, dapat berdampak negatif pada perasaan, pikiran, dan perilaku pasien. Faktanya, beberapa orang dengan depresi atipikal sering merasa bahwa hidup mereka tidak berarti dan tidak layak untuk dijalani.
Bagaimana cara mengatasi depresi atipikal?
Ada beberapa cara untuk mengobati gejala depresi atipikal. Dokter Anda mungkin merekomendasikan terapi, meresepkan obat, atau kombinasi keduanya. Mengadopsi gaya hidup sehat juga dapat membantu meringankan gejala. Ada beberapa cara untuk mengatasi depresi atipikal, antara lain:
Pengunaan obat
Untuk mengobati gejala depresi, dokter Anda mungkin meresepkan obat-obatan tertentu, seperti inhibitor monoamine oksidase (MAOIs) dan inhibitor reuptake serotonin selektif (SSRI). Jika Anda diminta untuk mengonsumsi MAOI, jangan lupa untuk menanyakan kepada dokter tentang makanan dan obat lain yang tidak boleh dikonsumsi bersamaan dengan obat ini.
Terapi bicara
Dalam terapi ini, Anda akan diminta oleh seorang profesional kesehatan mental untuk mengungkapkan perasaan Anda dan mengidentifikasi pola berpikir yang tidak sehat. Terapis kemudian memandu Anda dalam belajar memecahkan masalah. Anda juga akan belajar bagaimana menetapkan tujuan hidup yang realistis sehingga Anda dapat memperoleh kembali kepuasan dalam hidup.
Pola hidup sehat
Mengadopsi gaya hidup sehat dapat membantu dengan gejala depresi atipikal. Beberapa tindakan yang dapat dilakukan antara lain berolahraga secara teratur, banyak istirahat, menghindari alkohol atau obat-obatan, mengonsumsi suplemen, mempraktikkan teknik relaksasi seperti meditasi, atau menarik napas dalam-dalam saat gejala menyerang.
Depresi atipikal adalah subtipe dari gangguan depresi mayor, dengan tambahan beberapa gejala spesifik. Salah satu gejala yang menjadi perbedaan utama adalah suasana hati menjadi lebih mudah meningkat ketika mengalami peristiwa atau situasi positif pada pasien.
Cara mengatasi kondisi ini bisa dengan terapi, penggunaan obat-obatan, atau kombinasi keduanya. Mengadopsi gaya hidup sehat, seperti berolahraga secara teratur, banyak istirahat, dan tidak minum alkohol dapat membantu mengelola gejala.